
Setelah lebih dari satu abad berkiprah dalam pendidikan anak usia dini lewat jaringan TK ABA, ‘Aisyiyah mengambil langkah penting: memandirikan organisasi gurunya, Ikatan Guru ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA).
Langkah ini bukan sekadar pemisahan struktural dari Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), tetapi juga penegasan jati diri IGABA sebagai organisasi profesi guru PAUD yang mandiri secara kelembagaan, berbasis nilai Islam berkemajuan, dan dikelola secara profesional. Dinas Pendidikan DIY menyambut baik langkah ini sebagai kontribusi nyata dalam membangun pendidikan dasar yang lebih berkualitas dan kontekstual.
Deklarasi kemandirian itu disampaikan dalam forum silaturahmi yang digelar Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY bersama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY serta organisasi mitra lainnya di Grha Suara Muhammadiyah, Kamis (26/6).
Ketua PWA DIY, Widiastuti, menyampaikan bahwa sejak tahun 1919, ‘Aisyiyah telah menjadi pelopor pendidikan anak usia dini melalui pendirian TK ABA (Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal). IGABA sendiri berdiri sejak 1997 sebagai wadah pembinaan kompetensi dan profesionalisme guru PAUD di lingkungan ‘Aisyiyah.
“IGABA lahir untuk meningkatkan mutu guru PAUD. Kini saatnya mengambil langkah mandiri, memperkuat tata kelola, dan mengembangkan program secara profesional,” ujar Widiastuti.
IGABA tetap menjalin kemitraan resmi dengan Dinas Pendidikan dan tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Namun secara struktur, tidak lagi berada di bawah IGTKI. Posisi ini sesuai dengan Surat Edaran Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah No. 256/PPA/D/XII/2023 yang menegaskan bentuk hubungan sebagai kemitraan, bukan keanggotaan struktural.
Mewakili Disdikpora DIY, Wiwik Indriyani, menyambut baik keputusan ini. “Kami mendukung penuh sinergi ini. Kemandirian IGABA akan memperkuat kontribusi pendidikan anak usia dini di DIY,” katanya.
Sementara itu, Ketua PWM DIY, Muh. Ikhwan Ahada, menggambarkan langkah ini sebagai pondasi baru dalam ekosistem pendidikan.
“Pohon yang kokoh itu ditopang oleh akar yang menghujam ke dalam tanah. Kemandirian IGABA adalah akar baru yang memperkuat pendidikan anak usia dini,” ujarnya.