Duh! Harta Bos LV Bernard Arnault Menguap Rp 815 Triliun

1 hour ago 2
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Bernard Arnault dan keluarga adalah orang terkaya di dunia pada enam bulan lalu. Kini posisi pemilik brand mewah Louis Vuitton (LV) itu bergeser menjadi posisi ke lima karena kekayaannya menyusut.

Dilansir dari Business Insider, Jumat (20/9/2024), kekayaan Bernard Arnault menyusut US$ 54 miliar atau Rp 815,4 triliun (kurs Rp 15.100). Berdasarkan Forbes, kini kekayaannya tersisa US$ 174,2 miliar atau Rp 2.630,42 triliun, menempatkannya di posisi kelima di bawah CEO Meta Mark Zuckerberg.

Pada akhir Maret 2024, kekayaan Bernard Arnault diperkirakan masih mencapai US$ 231 miliar, menempatkannya di atas CEO Tesla Elon Musk dan pendiri Amazon Jeff Bezos di puncak Bloomberg Billionaires Index.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekayaan bersih Bernard Arnault anjlok US$ 30 miliar tahun ini, menjadikannya orang yang paling banyak kehilangan kekayaan di antara 500 orang dalam daftar Bloomberg. Dia juga satu-satunya orang di antara 18 orang terkaya yang mengalami defisit pada 2024, yang lainnya memperoleh sedikitnya US$ 14 miliar dan sebanyak US$ 63 miliar.

Penurunan kekayaan Bernard Arnault disebabkan harga saham LVMH turun 16% ke level terendah dalam dua tahun. Ia memiliki sekitar 48% saham yang menaungi sekitar 75 merek termasuk Tiffany & Co., LV, Dom Perignon, dan Sephora.

Saham LVMH terpukul oleh masalah perusahaan. Laba dasar anjlok 26% dalam bisnis anggur dan minuman beralkohol, 19% dalam jam tangan dan perhiasan, dan 6% dalam segmen utama fesyen dan barang dari kulit.

Bernard Arnault juga memperingatkan tentang iklim ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dalam rilis pendapatan. Sementara itu, Bloomberg melaporkan bulan lalu bahwa Sephora memangkas 4.000 orang tenaga kerjanya di Tiongkok sebesar 10% untuk menghadapi pasar lokal yang menantang.

Industri barang mewah berkembang pesat karena permintaan belanja yang meningkat setelah pandemi COVID-19. Permintaan meredam baru-baru ini karena inflasi, suku bunga tinggi, dan ketakutan resesi.

(aid/kil)

Read Entire Article