Jokowi Ungkap 3 Tantangan Besar Buka Lapangan Kerja di RI

13 hours ago 4
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka-bukaan tiga hal yang menjadi tantangan besar membuka lapangan kerja di Indonesia. Jokowi khawatir ke depan jumlah lapangan kerja di Indonesia tak sebanyak tenaga kerja yang ada.

Jokowi mengatakan, tantangan pertama penciptaan lapangan kerja di Indonesia adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Meskipun saat ini ekonomi Indonesia tumbuh di atas rata-rata dunia, perlambatan ekonomi global tetap tidak bisa dihiraukan.

"Di 2023 kita tahu World Bank sampaikan secara global ekonomi cuma tumbuh 2,7%, tahun ini diperkirakan hanya 2,6%, tahun depan muncul angka 2,7%. Memang naik tahun depan tapi masih jauh dari yang diharapkan semua negara. Kita bisa tumbuh di 5,1% ini sebuah hal yang patut disyukuri," ungkap Jokowi dalam Kongres ISEI 2024 yang ditayangkan virtual, Kamis (19/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum lagi bila ada pengetatan kebijakan moneter seperti yang terjadi dalam beberapa tahun ke belakang. Hal ini dinilai Jokowi bisa menurunkan produksi dari sektor industri, ujungnya kinerja industri bisa anjlok.

"Kalau dilihat bank sentral perketat kebijakan moneter, direm agar inflasi tidak makin naik. Kalau direm artinya apa? Industri akan turun produksinya, otomatis," kata Jokowi.

Tantangan kedua, kata Jokowi, adalah peningkatan otomasi di berbagai sektor. Otomasi saat ini menyentuh semua bidang. Bila dahulu otomasi hanya di sektor mekanik, kini sudah ada kecerdasan buatan. Hal semacam ini membuat ancaman 85 juta pekerjaan hilang di tahun depan.

"Setiap hari ada hal baru muncul. Kalau dibaca 2025 pekerjaan yang hilang ada 85 juta. Pekerjaan akan hilang segitu, jumlah yang banyak," papar Jokowi.

Kemudian, yang ketiga Jokowi menyoroti sistem kerja gig economy sebagai tantangan pembukaan lapangan kerja. Sebab, sistem kerja tanpa kontrak ini dapat membuat industri menjadi manja dengan memilih pekerja lepas.

"Ketiga, gig economy, hati-hati ini. Ekonomi serabutan, ekonomi paruh waktu. Kalau tidak dikelola baik ini akan jadi tren. Takutnya perusahaan jadi maunya hanya memilih pekerja independen, perusahaan memilih pekerja freelancer, memilih kontrak jangka pendek, untuk kurangi risiko ketidakpastian global," ungkap Jokowi.

"Kesempatan kerja sekali lagi bisa makin sempit dan berkurang," tegasnya.

(hal/ara)

Read Entire Article