Perebutan Kursi Ketum Kadin hingga Munaslub Ternyata Bukan Cuma Kali Ini

2 days ago 6
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Perpecahan dalam tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terjadi karena adanya perebutan kursi ketua umum antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. Persoalan seperti ini bukanlah yang pertama kali di Kadin.

Dalam catatan detikcom, keretakan di dalam Kadin pernah terjadi 2013 silam. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulistio (SBS) kala itu mencopot keanggotaan 9 Ketua Kadin Daerah dan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Oesman Sapta Odang karena munculnya isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang dianggap sebagai gangguan internal yang memiliki tendensi tidak baik.

Saat itu, Suryo mengatakan, keputusan itu diambil setelah tiga kali Rakornas dan atas permintaan dari 24 Ketua Kadin Daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Munculnya isu Munaslub Pontianak merupakan sebuah gangguan internal yang memiliki tendensi tidak baik. Hal itu ditunjukkan dari tidak adanya proses pengajuan Munaslub yang sesuai dengan AD/ART, sehingga seluruh kegiatan Munaslub Pontianak merupakan kegiatan tidak resmi dan tidak didasarkan pada koridor yang benar dalam mekanisme organisasi Kadin," jelas Suryo, dikutip dari detikcom Mei 2013 lalu.

Suryo mengatakan, mayoritas atau sebanyak 24 Kadin Daerah yang menjadi peserta pada 3 Rakornas tersebut, meminta Kadin Indonesia melakukan tindakan tegas terhadap gangguan internal yang tidak bergerak dalam koridor organisasi Kadin.

"Oesman Sapta dan 9 Ketua Kadinda yang dimaksud sudah mendapatkan penjelasan detail mengapa Kadin Indonesia tidak memproses permintaan Munaslub karena prosesnya tidak sesuai dengan AD ART Kadin Indonesia, namun pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan apapun, karena itu untuk menjaga keutuhan organisasi maka pada Sabtu 27 April 2013 telah dikeluarkan pencabutan keanggotaan termasuk kepada Ketua Dewan Pertimbangan," papar Suryo.

Di masa SBS, dualisme kepemimpinan juga terjadi. Saat itu, Kadin Indonesia terbagi menjadi dua yakni di bawah SBS dan Eddy Ganefo.

Masalah dualisme ini sempat dibahas dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Kadin di bawah SBS. Munas VII berlangsung 22-24 November 2015 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat.

Salah satu kandidat Ketua Umum Kadin Indonesia 2015-2020 Rosan Roeslani kala itu mengungkapkan bila dirinya terpilih maka pihaknya bakal mengedepankan komunikasi dengan Kadin 'tandingan' yang sebelumnya sempat dipimpin oleh Rizal Ramli.

"Ya semua harus sesuai aturan organisasi dan AD/ART. Kita komunikasikan dengan teman-teman, mereka juga mungkin spiritnya bagus. Saya akan cari jalan keluar selama masih dalam aturan organisasi, komunikasi yang harus dilakukan," ujar Rosan di sela-sela Munas di Hotel Trans Luxury Bandung, Selasa (24/11/2015) silam.

(acd/hns)

Read Entire Article