Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy menyampaikan hingga Mei 2025 sudah ada 5,94 juta produk lokal yang mengantongi sertifikat halal.
Rachmat menuturkan dari sisi jumlah pelaku usaha, sudah ada 1.575.809 juta pelaku usaha yang mengantongi sertifikat halal dengan 2.114.701 jumlah sertifikat yang telah diterbitkan.
“Hingga Mei 2025 telah tercatat sekitar 1,5 juta pelaku usaha yang telah mengikuti proses sertifikasi halal, 2 juta sertifikat halal dan 5.900.000 produk telah bersertifikat halal,” kata Rachmat dalam gelaran kumparan Halal Forum 2025 di Jakarta Selatan, Selasa (27/5).
Dalam paparan Rachmat dijelaskan dari 5,9 juta produk yang mengantongi sertifikat halal, sebanyak 3,58 juta produk atau 60,20 persen mendapatkan sertifikat halal secara self declare dan 2,36 juta produk 39,80 persen sisanya mengantongi sertifikat halal secara reguler.
Kemudian sebanyak 2.016.931 sertifikat halal atau 95,38 persen dari 2,11 juta sertifikat halal yang telah diterbitkan, penerbitannya melalui self declare dan 4,02 persen atau 97.770 sertifikat halal sisanya diterbitkan secara reguler.
Berdasarkan data sertifikasi halal (SH) yang dikelompokkan berdasarkan skala usaha, terlihat bahwa usaha mikro mendominasi jembatan hal yang diterbitkan titik pada 2003 jumlah sertifikat halal untuk usaha mikro mencapai puncaknya dengan jumlah 1,18 juta sertifikat.
Rachmat juga memastikan arah kebijakan ekonomi syariah, itu mencakup struktur industri, UMKM, ekspor, dan ekosistem halal secara resmi telah masuk di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 melalui Undang-Undang No. 59 Tahun 2024.
“(Juga) masuk dalam RPJMN, dalam Perpres, dan dokumen turunannya seperti RKP Tahun 2025 juga terus kita siapkan,” imbuh Rachmat.
Sehingga menurut dia Indonesia perlu mengoptimalkan potensi ekonomi syariah, baik secara global maupun domestik. “Jadi halal, halal industri, ini benar-benar akan menjadi engine of growth. Kita perlu dorongan besar dalam pertumbuhan ekonomi (juga) pentingnya kolaborasi lintas sektoral,” tutur Rachmat.