
World Economic Forum (WEF) telah merilis laporan kesetaraan gender tahunannya. Bertajuk Global Gender Gap Report 2025, laporan ini merangkum hasil survei WEF soal kondisi dan progres kesetaraan gender di 148 negara dunia. Hasilnya, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah (PR) terkait isu ini.
Menurut laporan yang dirilis pada 11 Juni 2025 ini, dunia mencatat peningkatan skor indeks kesenjangan gender. Skor ini menunjukkan seberapa besar kesenjangan gender sudah menutup.
Tahun ini, angkanya sebesar 68,8 persen. Meskipun mengalami peningkatan, kecepatan untuk mencapai kesetaraan gender secara penuh masih cukup lambat. Melihat kecepatan progres saat ini, World Economic Forum memproyeksikan, kesetaraan gender baru akan bisa tercapai 123 tahun lagi.

Skor indeks kesenjangan gender ini dihitung dari empat indikator atau sub-indeks, yaitu Partisipasi dan Kesempatan Ekonomi, Pencapaian Pendidikan, Kesehatan dan Kelangsungan Hidup, serta Pemberdayaan Politik.
Peran, partisipasi, dan keterlibatan perempuan dilihat di setiap indikator. Jika angkanya rendah, berarti kehadiran perempuan masih minim dan kesenjangan gender masih lebar. Semakin tinggi angkanya, semakin kecil pula kesenjangannya.
Situasi kesetaraan gender dunia

Dari total 148 negara, ada 10 negara yang berhasil mencapai skor tinggi dan mempersempit jurang ketimpangan gender. Juara bertahan di posisi pertama sejak 2009 adalah Islandia dengan skor 92,6 persen. Kemudian, posisi kedua dipegang oleh Finlandia sebesar 87,9 persen, sementara posisi ketiga diduduki Norwegia 86,3 persen.
United Kingdom (Inggris Raya) untuk pertama kalinya masuk ranking 5 besar, Ladies. Negeri Raja Charles III ini menduduki posisi keempat dengan skor 83,8 persen. Ranking 5 negara dengan kesetaraan gender terbaik dipegang oleh Selandia Baru dengan skor 82,7 persen, menjadikannya satu-satunya negara dari wilayah Asia Timur dan Pasifik yang masuk ke ranking 10 besar.
Urutan keenam sampai ke-10 dipegang oleh Swedia (81,7 persen), Moldova (81,3 persen), Namibia (81,1 persen), Jerman (80,3 persen), serta Irlandia (80,1 persen). Negara-negara ini sudah biasa bertengger di ranking 10 besar, seperti Swedia yang setia sejak 2006 serta Selandia Baru dan Namibia sejak 2021.
Bagaimana dengan Indonesia?

Menurut laporan ini, posisi Indonesia masih cukup rendah di tahun ini. Dari total 148 negara, Indonesia berada di ranking ke-97, naik tiga tingkat dibandingkan 2024. Secara keseluruhan, skor kesetaraan gendernya berada di angka 69,2 persen, naik dari angka 68,6 persen di tahun lalu.
Jika dilihat di tingkat regional (Asia Timur dan Pasifik), Indonesia ada di ranking 10 dari total 19 negara yang meliputi Selandia Baru, Australia, negara-negara Asia Tenggara, China, Jepang, Korea Selatan, hingga Papua Nugini dan Fiji.
Di wilayah Asia Tenggara, posisi Indonesia masih kalah dari Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor Leste, dan Laos. Namun, skor Indonesia berada di atas Malaysia, Kamboja, dan Brunei Darussalam.
WEF menyebut Indonesia memiliki progres jangka panjang yang cukup konsisten menuju kesetaraan gender. Contohnya, dalam indikator representasi perempuan di bidang politik, kesenjangan gender sudah menutup sebesar 5,2 persen sejak 2006.

Kendati demikian, tercatat pula kemunduran yang cukup signifikan mengenai posisi perempuan di bidang pemerintahan. Dalam beberapa tahun terakhir, representasi perempuan dalam posisi menteri berkurang, meskipun levelnya masih berada di atas tahun 2006.
Sementara itu, dalam bidang ekonomi, progres Indonesia tercatat cukup baik dengan skor 0,668 (nilai tertinggi: 1,00). Ini terlihat dari peningkatan partisipasi dan representasi perempuan dalam jabatan senior, seperti posisi pejabat senior dan manajer. Peningkatannya dari 20,5 persen di 2006 menjadi 49,4 persen di 2025.
Dalam sub-indeks pendidikan, kesetaraan gender di Indonesia sudah cukup baik. Perempuan sudah mampu menyamai laki-laki dalam seluruh tingkat pendidikan. Bahkan, dalam konteks pendidikan tersier atau pendidikan tinggi, perempuan lebih mungkin mendaftar dan melanjutkan pendidikan jenjang sarjana, magister, dan doktoral dibandingkan laki-laki.
Dalam indikator kesetaraan di bidang kesehatan, Indonesia berhasil mempertahankan skor tinggi, yaitu 0,968 dari skor tertinggi 1,00. Skor angka harapan hidup dan rasio jenis kelamin saat lahir pun tinggi. Hanya tercatat sedikit penurunan dalam rasio jenis kelamin perempuan dan laki-laki saat kelahiran, yakni 0,944 di 2006 dan 0,943 di 2025