
PBB menyebut sembilan truk bantuan diizinkan masuk ke Gaza pada hari Senin (19/5). Ini merupakan pengiriman bantuan kemanusiaan pertama sejak Israel mencabut blokade secara terbatas. Namun, bantuan yang datang ini bagaikan "setetes air di lautan", dari apa yang dibutuhkan masyarakat di sana.
Kepala Badan Bantuan PBB Tom Fletcher menyambut baik langkah tersebut, tetapi mengatakan otoritas Israel hanya mengizinkan masuknya bantuan terbatas setelah 11 minggu memblokade akses masuk ke Gaza.
"Hari ini, sembilan truk kami diizinkan masuk, melalui penyeberangan Kerem Shalom," katanya dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.
"Mengingat pemboman yang sedang berlangsung dan tingkat kelaparan yang parah, risiko penjarahan dan ketidakamanan menjadi signifikan," tambahnya.
"Jumlah bantuan terbatas yang sekarang diizinkan masuk ke Gaza tentu saja bukan pengganti akses tanpa hambatan bagi warga sipil yang sangat membutuhkan," lanjutnya.
Pihak Israel mengatakan lima truk bantuan sejauh ini telah memasuki wilayah Gaza.
Gencatan senjata Hamas-Israel berakhir pada awal 2025 membuat krisis di Gaza makin parah. Laporan PBB dan LSM kemanusiaan menyatakan Gaza berada pada level kritis kelaparan.
Sebanyak 22 persen warga di sana terdampak bencana kemanusiaan imbas blokade bantuan.
Situasi kelaparan di Gaza bahkan menjadi perhatian sekutu dekat Israel, Amerika Serikat (AS). Presiden Donald Trump mengakui banyak warga Gaza menderita kelaparan dan negaranya siap membantu menanggulangi kelaparan.