
Serangan militer Israel membunuh setidaknya 60 orang di Jalur Gaza pada Kamis (15/5). Sebagian besar korban, termasuk perempuan dan anak-anak, terbunuh di Khan Younis dalam serangan udara yang menghantam rumah dan tenda-tenda.
Di antara korban tewas adalah jurnalis lokal, Hassan Samour, yang bekerja untuk stasiun radio Aqsa yang dikelola Hamas. Dia tewas bersama 11 anggota keluarganya di rumahnya yang terkena serangan.
Dikutip dari Reuters, Hamas dalam keterangannya mengatakan Israel melakukan upaya putus asa untuk bernegosiasi dengan kedok serangan. Saat ini, pembicaraan gencatan senjata tidak langsung antara Israel dan Hamas sedang berlangsung, melibatkan utusan Presiden Donald Trump dan mediator Qatar dan Mesir di Doha.

Serangan ini dilakukan Israel di hari peringatan Nakba. Nakba merujuk pada peristiwa ratusan ribu warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka selama perang Timur Tengah 1948. Dalam perang itu, negara Israel pun terbentuk.
Sementara dalam serangan yang dilakukan Israel ke Gaza sejak 2023 lalu, setidaknya 2,3 juta penduduk harus mengungsi. Bahkan, mereka mengatakan apa yang mereka alami saat ini lebih parah dari Nakba.

"Kenyataannya kami harus hidup dalam kondisi kekerasan dan mengungsi terus menerus. Ke mana pun kami pergi, kami menghadapi serangan. Kematian mengintai kami di mana-mana," lanjutnya.
Serangan Israel, kata pejabat kesehatan Palestina, semakin parah sejak Trump memulai kunjungan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Banyak warga Palestina yang berharap kunjungan Trump itu digunakan untuk mendorong gencatan senjata.
Hamas menyatakan siap membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza sebagai imbalan berakhirnya perang. Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lebih memilih gencatan senjata dibanding mengakhiri perang. Menurutnya, perang baru berakhir ketika Hamas dibasmi.
"Saat para mediator mengerahkan upaya intensif untuk mengembalikan negosiasi ke jalur yang benar, pendudukan Zionis merespons usaha itu lewat tekanan militer terhadap warga sipil yang tak bersalah," kata Hamas.
Trump berkunjung ke tiga negara Timur Tengah pekan ini, yaitu Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Trump tidak mampir ke Israel yang memicu spekulasi Trump mulai meninggalkan Netanyahu.
Sebelumnya, AS juga tidak mengajak Israel bernegosiasi dalam membebaskan Edan Alexander, anggota Komcad Israel pemegang paspor Israel dan AS, dari penyanderaan Hamas. AS langsung bernegosiasi dengan Hamas lewat mediasi Qatar dan Mesir.
