
Analis militer menemukan bahwa Pakistan menggunakan jet tempur buatan China saat menembak jatuh pesawat tempur India dalam serangan balasan yang dilakukan pekan lalu.
India dan Pakistan saling serang pasca-pembantaian wisatawan di Kashmir India pada akhir April lalu. India menuduh Pakistan mendukung kelompok bersenjata yang membantai wisatawan. Tuduhan itu dibantah oleh Pakistan.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (15/5), Pakistan mengeklaim menembak jatuh sejumlah jet tempur angkatan udara India dengan rudal yang ditembakkan dari jet tempur J10-C buatan China.
Penggunaan jet J-10C dan rudal PL-15 oleh Pakistan menandai pertama kalinya alutsista China digunakan dalam pertempuran apa pun di dunia.

"Setiap negara yang memproduksi atau membeli senjata ingin melihat bagaimana produk itu bekerja dalam konflik nyata. Uji coba dan latihan dapat menunjukkan kemampuan senjata, namun tes sesungguhnya adalah pertempuran," kata Siemon Wezeman, peneliti senior di Stockholm International Peace Research Institute (Sipri).
China merupakan sekutu penting Pakistan. Sipri memperkirakan China adalah pemasok senjata militer terbesar Pakistan, menyediakan lebih dari 80% stoknya mulai dari pesawat tempur, kapal angkatan laut, hingga rudal.

Sementara peneliti dari German Marshall Fund, Andrew Small, mengatakan China mendapat manfaat khusus dari penggunaan senjatanya untuk melawan senjata-senjata Barat.
"Mereka dapat kesempatan untuk menilai kinerja senjata dalam kondisi yang lebih kompleks dan menantang dari biasanya, dan dengan Pakistan ini bukan hanya sekadar jet tempur. Tapi juga soal rudalnya, sistem radarnya, dan seluruh tulang punggung militer Pakistan dari kemampuan peperangan elektronik hingga sistem satelitnya," ungkap Small.
Bukan cuma alutsista China yang dapat kesempatan digunakan di pertempuran. Alutsista India didukung senjata buatan AS dan Rusia, yang memasok 36% persenjataan India.
Jet Tempur China Jadi Ancaman Taiwan

Meski demikian, penggunaan jet tempur China ini jadi peringatan untuk Taiwan. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, militer China dimodernisasi dan diperluas dengan tujuan agar mampu melakukan invasi udara dan darat ke Taiwan pada 2027.
Direktur program China di Stimson Center, Yun Sun, mengatakan kedua medan tempur itu (India dan Pakistan) tidak bisa dibandingkan. Sebab untuk menginvasi Taiwan perlu melibatkan lebih banyak pasukan angkatan laut, marinir, dan angkatan darat daripada konflik terbatas antara India dan Pakistan.
"Dan India tidak menggunakan sistem persenjataan Amerika. Kemenangan mengejutkan jet tempur China J-10 dan rudal PL-15 akan memaksa orang-orang mempertimbangkan kembali keseimbangan kekuatan militer jika terjadi kontingensi Taiwan," katanya.