
Ketua DPR RI Puan Maharani menanggapi insiden ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menimbulkan korban jiwa. Ia menegaskan bahwa peristiwa tersebut harus menjadi bahan evaluasi dan tidak boleh terulang kembali.
“Yang pertama, jangan sampai terjadi lagi hal seperti itu, harus dievaluasi kenapa itu terjadi dan lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil,” kata Puan saat diwawancarai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
Menurut Puan, Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan dan keamanan harus mengambil langkah cepat dengan memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai penjelasan serta pertanggungjawaban.
“Dan kenapa itu terjadi, tentu saja nanti Komisi I harus bisa memanggil Panglima dan Danrem atau organ dan jajaran yang pada saat kejadian itu terlibat, kemudian bertanggung jawab sehingga terjadi kejadian seperti itu,” ujarnya.

Sebelumnya, insiden ledakan saat pemusnahan amunisi TNI AD itu terjadi pada Senin (12/5) di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Sebanyak 13 orang tewas dalam peristiwa itu. Rinciannya 4 orang anggota TNI dan 9 warga sipil.
Peristiwa itu juga memicu sorotan publik terkait prosedur pengamanan dan penyimpanan amunisi TNI.
Kata Kadispenad
Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya masih menyelidiki keberadaan warga sipil yang berada di lokasi kejadian saat pemusnahan amunisi.
“Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI Angkatan Darat termasuk terkait dengan korban sipil,” imbuh dia.
Wahyu menerangkan ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Awalnya TNI AD melakukan pemusnahan amunisi di dua lubang sumur yang sudah disiapkan. Pengecekan personel dan lokasi dilakukan dan semua dinyatakan aman. Pemusnahan itu berjalan baik.
Selain dua lubang sumur itu, tim sebenarnya mempersiapkan satu lubang lain. Lubang itu disiapkan untuk tempat menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya.
Nahas, pada saat pemusnahan di lubang ketiga itu sedang disiapkan, ledakan tiba-tiba terjadi.
"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," tutur Wahyu.